Hasil Pengamatan Hilal Syawal 1445 H/2024 M
Halaman yang menampilkan hasil pengamatan hilal Syawal 1445 H/2024 M dari Kupang (Nusa Tenggara Timur) dan Lembang (Jawa Barat) oleh tim Observatorium Bosscha.
Halaman yang menampilkan hasil pengamatan hilal Syawal 1445 H/2024 M dari Kupang (Nusa Tenggara Timur) dan Lembang (Jawa Barat) oleh tim Observatorium Bosscha.
Langit malam selalu menyimpan misteri dan keindahan yang menggetarkan. Untuk pertama kalinya, Observatorium Bosscha berkolaborasi dengan Telescope Indonesia menyelenggarakan acara pengamatan langit malam dan pelatihan teleskop untuk para peminat astronomi di Indonesia. Kegiatan ini menggabungkan paparan astronomi populer, pelatihan teknis, dan pengalaman pengamatan objek langit. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 Oktober 2023 bertempat di Observatorium Bosscha diikuti oleh 50 orang peserta yang datang dari berbagai wilayah di Indonesia.
Indonesia beruntung mengalami Gerhana Matahari Total 20 April 2023 seiring dengan aktivitas Matahari yang meningkat. Terra firma pertama di wilayah Indonesia yang mengalami Gerhana Matahari Total adalah Kisar, sebuah pulau kecil di wilayah barat daya Kepulauan Maluku. Cuaca sempurna sepanjang gerhana 3 jam, memungkinkan melihat bintik matahari, dan gerhana total yang sangat indah. Ditampilkan dalam foto yang diambil selama totalitas adalah korona matahari (wilayah putih) dan kromosfer (ditunjukkan dengan warna merah muda).
Dalam rangka menyambut Gerhana Matahari Total 20 April 2023, sebanyak 1000 kotak Paket Edukasi Gerhana 2023 telah disiapkan dan disebarkan kepada sekolah dan komunitas di Indonesia. Paket ini tersebar dari barat hingga timur Indonesia, bahkan hingga daerah 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal). Observatorium Bosscha beserta UNAWE (Universe Awareness) Indonesia menyelenggarakan pendampingan dalam bentuk workshop (pelatihan) untuk para penerima paket maupun publik yang berminat.
Indonesia akan mendapati anugerah alam yang luar biasa, yaitu Gerhana Matahari Total (GMT) 20 April 2023. Untuk membekali masyarakat menyambut fenomena ini, Observatorium Bosscha menyelenggarakan talkshow GMT 2023 secara daring yang mengundang berbagai pakar di bidangnya. Kegiatan ini disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Observatorium Bosscha.
Senin, 30 Januari 2023, menjadi hari yang istimewa karena pada hari itu tepat 100 tahun Observatorium Bosscha berdiri. Peringatan Seabad Observatorium Bosscha dihadiri berbagai perwakilan institusi dan lembaga yang banyak membantu dan mendukung Observatorium Bosscha baik dari dalam maupun luar negeri. Dalam acara seremoni Peringatan Seabad Observatorium Bosscha, terdapat beberapa sambutan yaitu dari Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), mantan Ketua Yayasan Leids Kerkhoven Bosscha Fond (LKBF), Ketua AIPI, Direktur Jenderal East Asian Observatory (EAO), Perwakilan Menteri Komunikasi dan Informatika, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, astronom University of Amsterdam, Duta Besar Jepang, dan Gubernur Jawa Barat. Di dalam acara seremonial, dilaksanakan penyerahan penghargaan khusus dari Observatorium Bosscha, Himpunan Astronomi Indonesia, dan Ikatan Alumni ITB untuk Prof. Bambang Hidayat, yang telah mendedikasikan hidup beliau untuk menjaga, merawat, dam mengusahakan kemajuan Observatorium Bosscha.
Menjelang akhir tahun 2022, Observatorium Bosscha pertama kalinya melaksanakan kegiatan daring yang dikhususkan bagi anak usia prasekolah hingga sekolah dasar. Kegiatan yang dikenal dengan nama Astro Kids ini berlangsung pada akhir pekan dan mengajak teman-teman cilik untuk menjelajah Tata Surya sekaligus mengenali dimensi Tata Surya beserta isinya.
Pada 2-7 Oktober 2022, tim Observatorium Bosscha berkesempatan untuk melakukan kegiatan diseminasi, sosialisasi dan survey lokasi yang akan dijadikan tempat pengamatan Gerhana Matahari Total 20 April 2023 mendatang. Tim berkunjung ke Kota Ambon dan Pulau Kisar, Kab. Maluku Barat Daya (MBD), Provinsi Maluku. Pulau Kisar adalah sedikit dari daratan yang akan dilewati oleh jalur totalitas gerhana dan direncanakan sebagai lokasi pengamatan tim.
Pulau Kisar menjadi daerah tujuan Ekspedisi Gerhana Matahari 2023 bagi Observatorium Bosscha. Dengan lokasinya yang jauh dari ibukota, tentunya persiapan yang sangat matang diperlukan demi kelancaran perjalanan. Perjalanan ini dapat ditempuh menggunakan jalur udara maupun jalur laut, dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Lalu bagaimanakah Anda dapat merencanakan perjalananya? Simak artikel berikut.
Tanggal 23 November 2022 menjadi momen kembalinya aktivitas penjangkauan publik secara langsung oleh Observatorium Bosscha. Berlokasi di lingkungan masjid Salman ITB, Observatorium Bosscha menerima undangan SDIT Insantama Leuwiliang Bogor melaksanakan kegiatan pengamatan matahari untuk siswa kelas IV yang sedang berada di Bandung dalam rangka “Leadership for Champions”.
Observatorium Bosscha melaksanakan serangkaian kegiatan sosialisasi dan diseminasi GMT 2023 kepada masyarakat Indonesia. Satu kegiatan pelatihan guru dan fasilitator pendidikan berhasil dilaksanakan di kota Ambon pada 7-8 November 2022 atas kerjasama antara Observatorium Bosscha, UNAWE (Universe Awareness) Indonesia, Yayasan G83 (Ganesha 83), AMO (Ambon Music Office), dan BPNB (Balai Pelestarian Nilai Budaya) Maluku.
Pengabdian pada masyarakat merupakan salah satu tugas yang diemban oleh Observatorium Bosscha. Hal ini tercermin dalam salah satu kegiatan Observatorium Bosscha bersama para pendidik di lingkungan sekitar Observatorium, Dialog Pengembangan Kegiatan Astronomi di Sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan pada 24 September 2022, pukul 08.00–11.00 WIB dengan dihadiri oleh guru dan fasilitator pendidikan dari desa Gudangkahuripan, desa Lembang, desa Wangunsari, serta perwakilan Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat.
Menjelang pengamatan hilal Muharram 1444 H, yakni tanggal 29 Juli 2022, Observatorium Bosscha berhasil mengamati sabit bulan muda sejak pagi hingga tengah hari. Beberapa citra berhasil didokumentasikan menggunakan teleskop yang dilengkapi dengan baffle (instrumen untuk mengurangi cahaya matahari yang masuk ke teleskop).
Menjelang pengamatan hilal Dzulhijjah 1443 H, yakni tanggal 29 Juni 2022, Observatorium Bosscha berhasil mengamati sabit bulan muda yang berusia sekitar 6 jam. Citra ini didapatkan pada pukul 15.54 WIB menggunakan teleskop yang dilengkapi dengan baffle (instrumen untuk mengurangi cahaya matahari yang masuk ke teleskop).
Astronomi memiliki banyak sekali peluang untuk dapat dikolaborasikan dengan beragam keilmuan lain. Salah satunya adalah kolaborasi antara astronomi radio dengan geodesi yang dapat tercapai melalui proyek VGOS (VLBI Global Observing System). Berkaitan dengan hal ini, Observatorium Bosscha menyelenggarakan seminar yang bertajuk “Perlukah Bergabung dengan VLBI Global Observing System?” dan diisi oleh Prof. Dr. Taufiq Hidayat.
Pada bulan April dan Mei 2022, langit malam dihiasi oleh parade planet-planet yang dapat diamati langsung dengan mata telanjang. Tidak hanya muncul sebagai penghias langit, planet pun tampak berada pada posisi yang istimewa di langit. Salah satu fenomenanya dikenal sebagai konjungsi, yaitu saat dua objek berada pada jarak terdekatnya di langit. Peristiwa konjungsi Mars dan Saturnus teramati pada 5 April 2022. Konjungsi lainnya adalah Jupiter dan Venus pada 1 Mei 2022. Dengan adanya dua fenomena ini, Observatorium Bosscha menyiarkan secara langsung fenomena konjungsi tersebut melalui kanal YouTube. Staf peneliti Yatny Yulianty dan Muhammad Yusuf mengajak pemirsa untuk ikut menikmati pemandangan planet-planet melalui teleskop yang berada di Observatorium Bosscha.
Menjelang Ramadhan dan Syawal 1443 H/2022 M, Observatorium Bosscha melakukan pengamatan bulan sabit muda sebagai penanda bergantinya bulan Hijriyah atau yang sering dikenal sebagai hilal. Pengamatan bulan sabit muda ini tidak hanya diamati pada bulan tertentu saja, melainkan pada hampir setiap bulan. Pengamatan ditujukan untuk meneliti ambang batas visibilitas sabit bulan yang dapat dideteksi instrumen pengamatan. Selain itu, pengamatan pun ditujukan untuk mengambil data metode rukyatul hilal, terutama sebagai masukan pemerintah terkait dalam penentuan dimulainya bulan Ramadhan dan Syawal.
Observatorium Bosscha mengundang Bapak dan Ibu untuk hadir dalam kolokium Observatorium Bosscha yang akan diselenggarakan pada hari Rabu, 18 Mei 2022, pukul 13:30 WIB. Dengan pembicara Agus Triono P. J., M.Si (staf peneliti Observatorium Bosscha) dengan judul "Menyambut Okultasi Pluto 1 Juni 2022".
Observatorium Bosscha mengundang para awak media dalam konferensi pers terkait pengamatan hilal Ramadhan 1443 H/2022 M. Konferensi pers akan dilaksanakan pada Kamis, 31 Maret 2022 pukul 14.00 - 15.30 WIB melalui platform zoom meeting.
Pada hari Rabu, 2 Maret 2022 pukul 14:50 WIB, tim berhasil menangkap citra sabit Bulan yang merupakan Bulan sabit di akhir bulan Rajab
Dalam upaya preservasi dan mengoptimalkan pemanfaatan data pengamatan astronomi dalam media pelat fotografi, Observatorium Bosscha telah mengupayakan digitalisasi pelat fotografi sejak tahun 2015. Pada 17 dan 18 Februari 2022, observatorium Bosscha menyelenggarakan kegiatan workshop terkait program digitisasi pelat fotografi.
Pada 28 Januari dan 4 Februari 2022, Observatorium Bosscha berkesempatan untuk mengisi kolokium yang diselenggarakan oleh Prodi Astronomi ITB. Dua kolokium pertama Prodi Astronomi di tahun 2022 ini dimanfaatkan oleh Observatorium Bosscha untuk menyampaikan kegiatan-kegiatan penelitian dan penjangkauan masyarakat yang sedang berjalan dan akan dilaksanakan pada tahun 2022.
Pada 27 Januari 2022, Observatorium Bosscha, FMIPA ITB menerima penyerahan SK Penetapan Cagar Budaya dalam wilayah Kabupaten Bandung Barat. Penetapan ini tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Bandung Barat 188.45/Kep.731-Disparbud/2021 dan diserahkan oleh Kepala Bidang Kebudayaan, Usup Suherman, S.Sn. M.Si., yang diterima oleh Kepala Obs. Bosscha, Dr. Premana Premadi. Penyerahan ini turut disaksikan oleh perwakilan dari FMIPA ITB, Dr. Wahyu Hidayat, aparatur pemerintahan desa setempat, serta perwakilan Kepolisian Sektor (Polsek) Lembang.
Astronomi saat ini berkembang dengan fasilitas baru yang tersebar di seluruh dunia. Produk dari fasilitas tersebut adalah data yang tersedia secara luas dan meningkat baik jumlah maupun ukurannya. Hal ini menjadikan astronomi sebagai salah satu ilmu dasar yang memiliki komitmen untuk menggabungkan berbagai disiplin ilmu untuk menanganinya, salah satunya adalah komputasi. Observatorium Bosscha, sebagai salah satu lembaga penelitian astronomi di Indonesia, memulai langkah kecil dengan mengadakan pelatihan kilat Python. Pelatihan ini bertujuan sebagai pengenalan Python dan aplikasinya dalam pengolahan data astronomi.
Observatorium Bosscha mengundang Bapak dan Ibu untuk hadir dalam kolokium Observatorium Bosscha yang akan diselenggarakan pada hari Senin, 21 Juni 2021, pukul 13:00 – 15:00 WIB. Dengan pembicara Muhammad Yusuf, S.Si (staf peneliti Observatorium Bosscha) dan Chornelis J. B. Anin (mahasiswa magister Program Studi Astronomi ITB) dengan judul “Membangun Sistem Sensor Cuaca di Observatorium Bosscha“.
Animasi berikut merupakan rangkaian citra hilal (sabit muda) yang diambil pada tanggal 12 Mei 2021 pukul 09:20 - 09:27 WIB di Observatorium Bosscha. Sabit yang sangat tipis ini memiliki elongasi atau jarak sudut dari Matahari hanya sebesar 4 derajat 7 menit. Pada saat gambar ini diambil umur bulan baru berusia 7 jam 20 menit
Program Pengamatan Virtual Langit Malam 2020 dipenuhi dengan antusiasme yang sangat tinggi oleh penikmat astronomi di Indonesia. Sehubungan dengan masih belum dibukanya kunjungan ke situs observatorium, Observatorium Bosscha kembali menyediakan program pengamatan virtual langit malam.
Program daring penjangkauan publik Observatorium Bosscha untuk mendekatkan Astronomi ke masyarakat.
Kelompok Keahlian (KK) Prodi Astronomi ITB mempersembahkan dua kuliah umum dalam rangka Summer School on Galaxies and Cosmology 2020.
Festival Anak Bertanya merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Mitra Anak Bertanya dan Direktorat Olahraga dan Sabuga ITB dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional. Yang berbeda dari Festival Anak Bertanya tahun ini adalah bekerja sama dengan Planet Sains sehingga menjadi Festival Anak Bertanya dan Festival Planet Sains. Tim dari Observatorium Bosscha berada di Sasana Budaya Ganesha untuk melakukan suatu misi. Tim yang beranggotakan 13 mahasiswa Astronomi ITB ini siap untuk mengomunikasikan astronomi kepada publik terutama anak-anak di Festival Anak Bertanya (FAB) 2019 yang diselenggarakan pada Minggu, 28 Juli 2019.
Tahun 2019 merupakan tahun ke-100 berdirinya IAU (International Astronomical Union) atau Persatuan Astronomi Internasional. Dalam rangka merayakan 100 tahun lompatan besar yang terjadi dan pencapaian dalam perkembangan ilmu pengetahuan astronomi untuk dunia, IAU menggalang berbagai program yang dapat dikerjakan oleh seluruh komunitas astronomi, baik professional maupun para pencinta dan penggiat astronomi untuk masyarakat dunia. Salah satu proyek inisiatif global IAU adalah “Astronomy Day in Schools” atau Hari Astronomi di Sekolah dengan visi memobilisasi komunitas astronomi untuk mengatur kegiatan di sekolah. Ini adalah kesempatan khusus bagi siswa untuk berinteraksi dan terlibat langsung dengan para astronom di komunitas mereka, dan untuk belajar tentang peran penting astronomi dalam kehidupan kita.
Pada hari Rabu, 2 Oktober 2019 yang lalu, Observatorium Bosscha mendapatkan kehormatan dikunjungi Dr. Hakeem Oluseyi dari Amerika Serikat. Dr. Oluseyi adalah profesor riset terkemuka di bidang aerospace, fisika, dan space science di Universitas George Mason. Sebelum posisinya saat ini, ia mengajar di Institut Teknologi Florida dan ditugaskan di NASA sebagai Manajer Pendidikan Sains Ruang Angkasa untuk Misi Sains mereka. Dia juga seorang komunikator yang produktif di bidang sains maju melalui acara televisi dan menjadi pembicara TedX.
Hingga hari ini astronom sudah menemukan kira-kira 4000-an planet yang mengobit bintang-bintang lain, planet-planet ini disebut planet ekstrasolar atau eksoplanet. Pada umumnya, sebagian besar planet tersebut bukan tempat yang ramah untuk kehidupan, umumnya memiliki atmosfer yang eksotik hingga temperatur yang ekstrim. Akankah ada kehidupan di planet-planet tersebut? Astronom mulai menjawab pertanyaan ini dengan mendeteksi keberadaan elemen yang paling penting bagi keberadaan kehidupan seperti yang kita ketahui, yaitu air. Untuk pertama kalinya, beberapa hari silam ilmuwan mengumumkan penemuan eksoplanet dengan kandungan uap air di atmosfernya.
Setelah Oumuamua, batuan dari luar Tata Surya yang terlihat ‘mengunjungi’ sistem Tata Surya pada Oktober 2017, kini astronom berpikir mereka telah menemukan batuan ‘asing’ lainnya berkeliaran di ruang antara bintang-bintang bergerak mendekati Tata Surya kita. Tapi kali ini, kunjungan ini mungkin akan lebih lama, menawarkan peluang ilmiah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Objek yang ditemukan oleh astronom amatir Ukraina, Gennady Borisov pada 30 Agustus 2019 lalu sudah dikonfirmasi oleh Minor Planet Center-NASA sebagai sebuah komet dan diberi nama C/2019 Q4 atau Komet Borisov.
Terkait dengan berita erupsi gunung Tangkuban Parahu, diharapkan kepada para pengunjung maupun calon pengunjung Observatorium Bosscha untuk sejenak membaca dan mengecek segala berita yang beredar di media massa maupun media sosial serta membandingkannya dengan rilis resmi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Kegiatan Open House merupakan kegiatan rutin tahunan yang membuka kesempatan kepada masyarakat yang ingin berkunjung dan mengikuti beragam aktivitas yang disediakan oleh observatorium. Open House kali ini mengangkat tema Perayaan 50 Tahun Pendaratan Manusia di Bulan. Tahun 2019 memang cukup istimewa bagi komunitas astronomi di bunia, karena ada begitu banyak perhelatan astronomi yang digalakkan oleh IAU untuk dilaksanakan secara global. Salah satu agenda yang diusung IAU adalah On the Moon Again, sebuah gerakan global yang mengajak seluruh masyarakat dunia bersama-sama mengamati Bulan pada tanggal 12 dan 13 Juli.
Gerhana Bulan Sebagian 17 Juli 2019 akan terlihat hampir di seluruh bagian Bumi, yaitu di Amerika bagian Selatan, Eropa, Afrika, Asia dan Australia. Wilayah Indonesia akan mengamati Gerhana Bulan Sebagian pada saat Bulan akan terbenam. Gerhana Bulan kali ini berlangsung selama 5 jam 33 menit 43 detik. Untuk Wilayah Indonesia Bagian Barat, gerhana terjadi mulai pukul 01:42:06 WIB dan berakhir pukul 07:19:30 WIB, dimana gerhana sudah tidak dapat diamati karena Bulan sudah terbenam. Pada saat Gerhana Bulan Sebagian berlangsung, selama 2 jam 57 menit 56 detik, sekitar 60% permukaan Bulan akan berada dalam bayang-bayang Bumi. Berikut waktu terjadinya Gerhana Bulan Sebagian di Wilayah Indonesia.
Observatorium Bosscha mengundang Bapak dan Ibu untuk hadir dalam kolokium Observatorium Bosscha yang akan diselenggarakan pada hari Rabu, 29 Mei 2019, pukul 10:00 – 11:30 WIB. Dengan pembicara Dr. Anton Timur Jaelani dengan judul “Challenges in Finding Gravitational Lenses in Current and Future Large Scale Surveys”.
Press release tim Event Horizon Telescope (EHT) perihal foto lubang hitam. Foto yang dirilis adalah Lubang Hitam Supermasif di galaksi M87 (atau disebut juga M87)
Sekitar satu minggu yang lalu, tepatnya hari Kamis 7 Maret 2019, Observatorium Bosscha menyelenggarakan kegiatan yang bertajuk Sarasehan Pengamatan Hilal Rajab 1440 H dan Sosialisasi Dark Sky Preservation. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 40 orang yang berasal dari berbagai kalangan. Adapun tujuan kegiatan ini adalah untuk membangun pemahaman publik terkait hilal dan deteksi hilal. Kegiatan tersebut dilaksanakan di salah satu bangunan di kompleks Observatorium Bosscha, yakni di Wisma Kerkhoven. Peserta mendengarkan paparan mengenai Dark Sky Preservation yang dibawakan oleh Direktur Observatorium Bosscha, Ibu Premana W. Premadi, Ph. D. Diskusi pun berlanjut ke bahasan mengenai Filosofi Hilal dan Pentingnya Pengamatan Hilal yang Berkualitas yang disampaikan oleh salah satu Dosen Astronomi ITB, Dr. Moedji Raharto.
Observatorium Bosscha sebagai institusi penyelenggara kegiatan tri dharma pendidikan akan melaksanakan kegiatan bertajuk Sarasehan Pengamatan Hilal Rajab 1440 H dan Sosialisasi “Dark Sky Preservation” pada Hari Kamis, 7 Maret 2019 pkl. 14:00 – 18:30 WIB bertempat di komplek Observatorium Bosscha.
Dunia Astronomi saat ini semakin berkembang dengan adanya fasilitas-fasilitas baru di seluruh dunia. Produk dari fasilitas-fasilitas ini adalah data, sehingga terjadi peningkatan data, baik secara kuantitas maupun ukuran. Hal ini menjadikan Astronomi sebagai salah satu ilmu dasar yang punya komitmen meleburkan berbagai disiplin ilmu, salah satunya adalah komputasi. Bahasa pemrograman sudah menjadi sesuatu yang wajib ada, digunakan, dan dikenalkan sejak dini ke komunitas Astronomi. Observatorium Bosscha, sebagai salah satu institusi penelitian Astronomi di Indonesia, memulai langkah kecil dengan mengadakan pelatihan singkat (crash course) Python kepada staf peneliti, dosen, dan mahasiswa. Pelatihan ini bertujuan sebagai pengenalan Python dan aplikasinya pada pengolahan data astronomi.
Pada tanggal 13 – 14 Oktober 2018, Observatorium Bosscha mengadakan program pelatihan dasar pengamatan dan olah data hilal, yang ditujukan untuk civitas akademika Astronomi ITB. Program ini bertujuan untuk pengenalan dasar tentang hilal, prosedur pengamatan dan olah citra yang baik dan benar, dimulai dari konsep dasar di balik operasional teleskop, tahap persiapan, tahap pengamatan, sampai dengan tahap olah datanya. Peserta pelatihan berjumlah 15 orang, yang terdiri dari mahasiswa tingkat strata 1 (S1) dan strata 2 (S2).
Menyambut datangnya Gerhana Bulan Total 28 Juli 2018, tim Observatorium Bosscha melakukan serangkaian kegiatan, baik itu penelitian maupun astrofotografi. Pada laman ini disajikan timelapse foto Bulan yang memperlihatkan proses terjadinya Gerhana Bulan Total dari fase ke fase.
Salah satu kegiatan yang dilakukan di Observatorium Bosscha adalah mencari eksoplanet baru dan juga melakukan konfirmasi adanya eksoplanet. Kali ini akan dipaparkan salah satu hasil pengamatan transit eksoplanet WASP-74 b di Observatorium Bosscha. Pengamatan eksoplanet WASP-74 b dilakukan menggunakan teleskop Planewave CDK 14″ (~36 cm) f/7.2 dan detektor (CCD) FLI Proline 11002.
Nova merupakan salah satu fenomena ledakan bintang yang menarik untuk dipelajari terutama melalui pengamatan spektroskopi. Nova Sgr 2015 No.2 (V5668 Sgr), pertama kali ditemukan oleh John Seach (Chatsworth Island, NSW, Australia) pada bulan Maret 2015. Nova ini juga berhasil diamati pada tanggal 12 Juni, 23 Juni, dan 15 Agustus 2015 dengan menggunakan spektrograf NEO-R1000 yang dipasang pada teleskop Celestron C-11 di Observatorium Bosscha. Dari hasil pengamatan di Observatorium Bosscha diperoleh tiga buah spektrum nova yang menunjukan adanya perubahan bentuk spektrum. Perubahan spektrum dan pergeseran puncak garis emisi dapat menjadi petunjuk perubahan fisis dan dinamika selubung nova (suatu lapisan gas bintang terluar yang menyelubungi sisa ledakan bintang).
Di tahun 1954, pemerintah Indonesia seharusnya menandatangani kontrak pembuatan mounting teleskop dengan Rademakers. Namun hal ini tertunda hingga Juni 1956 karena dua pejabat Indonesia yang seharusnya menandatangani kontrak sedang berseteru dan tidak bertegur sapa sehingga kontrak ditandatangani secara terpisah. Pembangunan mounting akhirnya dapat dimulai tahun 1957 dan selesai bulan Maret 1958. Teleskop ini diberi nama Bima Sakti oleh van Albada, karena penggunaan utama teleskop ini adalah untuk meneliti galaksi Bima Sakti. Kehadiran teleskop Bima Sakti membawa harapan besar untuk dapat lebih mengeksplorasi galaksi Bima Sakti, mengingat kondisi geografis Observatorium Bosscha.
Website ini menggunakan cookies untuk menjamin pengalaman terbaik dalam berselancar di website kami.