Peringatan Seabad Observatorium Bosscha

Kamis, 2 Maret 2023

Januari 2023 menjadi bulan yang istimewa bagi Observatorium Bosscha. Tepat seabad yang lalu, Observatorium ini berdiri dan dikelola dengan sangat apik oleh Perhimpunan Astronomi Hindia Belanda atau dikenal sebagai NISV (Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging) hingga diserahkan kepada pemerintah Indonesia pada tahun 1951. Dalam perjalanannya, Observatorium Bosscha mengalami berbagai tantangan untuk mempertahankan eksistensinya, termasuk melewati masa-masa perang kemerdekaan Indonesia. Tanpa dukungan berbagai pihak, tentu akan kecil peluang Observatorium Bosscha untuk sampai pada titik saat ini, yaitu menjadi institusi astronomi modern paling tua di Indonesia serta masih aktif menghasilkan produk ilmiah astronomi dan menyebarkan gairah mempelajari ilmu astronomi bagi masyarakat. Akhirnya tiba juga hari penanda seabad berdirinya Observatorium Bosscha. Atas dukungan berbagai pihak, khususnya Institut Teknologi Bandung (ITB), Observatorium Bosscha dapat merayakan hari besar ini dengan penuh suka cita dan rasa syukur pada Senin, 30 Januari 2023.

Acara Peringatan Seabad Observatorium Bosscha berpusat di halaman gedung Koepel, rumah Teleskop Refraktor Ganda Zeiss. Lebih dari 100 tamu undangan hadir secara langsung di Observatorium Bosscha dan 350 tamu lainnya turut meramaikan siaran langsung melalui kanal YouTube ITB dan Zoom. Banyak doa dan harapan baik yang disampaikan kepada Observatorium Bosscha.

1. Pembukaan

Pagi itu, acara dibuka dengan lagu berjudul “Bahagia” oleh kelompok Paduan Suara Mahasiswa ITB. Selanjutnya seluruh tamu berdiri dengan penuh khidmat mendengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Tak lama kemudian, acara dilanjutkan dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Dr. Anton Timur Jaelani, dosen Astronomi ITB.

2. Sambutan Rektor ITB

Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D. menyampaikan bahwa ITB telah diberi amanah yang luar biasa untuk melanjutkan estafet kepengurusan Observatorium Bosscha yang awalnya dipegang oleh NISV. Keberadaan Observatorium yang relatif dekat dengan Technische Hoogeschool (kini bernama ITB) telah menjamin tersedianya sumber daya manusia dengan baik. Terlebih dengan kolega dari berbagai multidisiplin ilmu telah memantik semangat kolaborasi baik dalam lingkup nasional maupun internasional. Dengan demikian, diharapkan semua hal yang telah diupayakan dapat memajukan ITB juga bangsa Indonesia.

3. Sambutan Mantan Ketua Yayasan Leids Kerkhoven Bosscha

Prof. Karel A. van der Hucht merupakan astronom berkebangsaan Belanda mantan Ketua Yayasan Leids Kerkhoven Bosscha Fond (LKBF). Yayasan ini telah banyak membantu Observatorium Bosscha baik secara materiel maupun non materiel dalam melengkapi perpustakaan, perjalanan ke konferensi bagi mahasiswa dan civitas akademika astronomi ITB. Dalam sambutannya, Prof. Karel menjelaskan sejarah awal Observatorium Bosscha pada periode tahun 1921-1939. Sejarah yang diceritakan beliau meliputi sejarah pendirian Observatorium Bosscha, pengelolaan Observatorium oleh NISV, proses pengadaan teleskop serta kegiatan penelitian astronomi di awal berdirinya Observatorium Bosscha.

4. Pemutaran Video: Kiprah Observatorium Bosscha Hingga Kini

Dalam video ini dipaparkan berbagai aktivitas yang dilakukan oleh Observatorium Bosscha sejak berdirinya pada abad ke-20. Seiring dengan perkembangan teknologi, penambahan dan pengembangan beragam teleskop telah membuat Observatorium Bosscha dapat berperan aktif melakukan penelitian terkini, terlebih juga melaksanakan tugas pendidikan dan penyebaran ilmu astronomi kepada masyarakat. Dengan berbagai tugas yang diemban, Observatorium Bosscha menjadi tempat yang patut untuk tetap dipertahankan dan didukung eksistensinya untuk kemajuan bangsa.

5. Penyerahan Penghargaan Kepada Astronom Indonesia

Penghargaan komunitas astronomi diberikan kepada tokoh astronomi Indonesia, Prof. Dr. Bambang Hidayat, mantan Kepala Observatorium Bosscha yang bertugas pada tahun 1969-1999. Penghargaan diberikan oleh Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB, Himpunan Astronomi Indonesia dan Ikatan Alumni Astronomi ITB terutama atas dedikasinya pada Observatorium Bosscha dan pemajuan astronomi di Indonesia (Gambar 1). Lebih dari itu, beliau juga menjadi inspirasi dan guru bagi lintas generasi para astronom Indonesia.

 **Gambar 1.** Penyerahan penghargaan kepada Prof. Dr. Bambang Hidayat.
Gambar 1. Penyerahan penghargaan kepada Prof. Dr. Bambang Hidayat.

6. Sambutan Ketua AIPI (Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia)

Prof. Dr. Ir. Satryo S. Brodjonegoro menyampaikan tentang bagaimana peta ilmu astronomi dalam pemajuan sains di Indonesia. Astronomi telah menjadi interface dalam percabangan ilmu sains lainnya, teknologi, bahkan seni. Pengetahuan ini dapat berkontribusi pada kemajuan bangsa sehingga dukungan dari berbagai aspek sangatlah diperlukan. Beliau menyampaikan pula bahwa, “Bangsa yang besar, bangsa yang menggunakan sains dan pengetahuan sebagai basis dalam pembuatan keputusan”.

7. Sambutan Direktur Jenderal East Asian Observatory (EAO)

Prof. Dr. Paul T. P. Ho memberikan sambutannya terkait bagaimana Indonesia dapat menjadi bagian yang lebih berkontribusi dalam jejaring astronomi dunia. Beliau pula menyampaikan bahwa Observatorium Bosscha merupakan kebanggaan dan pencapaian dari Asia. Mempertahankan keberadaan dan produktivitas observatorium ini selama 100 tahun bukanlah hal yang mudah, jelas membutuhkan usaha keras dari semua yang berkontribusi di dalamnya. Prof. Paul Ho mendorong dan mendukung penuh keterlibatan Observatorium Bosscha, di bawah naungan ITB, untuk terlibat dalam jejaring kolaborasi institusi astronomi EAO. Dengan demikian, diharapkan kerjasama antara EAO dan institusi astronomi di Indonesia sehingga dapat berperan pada pembangunan dan pemajuan astronomi di Asia.

8. Sambutan Perwakilan Menteri Komunikasi dan Informatika

Sambutan kali ini diwakili oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika, Dr. Ir. Ismail, M.T. Beliau menyampaikan, “Kominfo menyambut baik akan penelitian-penelitian yang berkaitan dengan ruang angkasa karena salah satu komponen utama dalam transformasi digital adalah ketersediaan infrastruktur telekomunikasi sampai pelosok tanah air”.

9. Sambutan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. menyampaikan peringatan ini menjadi momentum untuk memajukan ilmu astronomi dan mewujudkan merdeka belajar. Hal ini didukung dengan ITB yang masih satu-satunya kampus dengan jurusan astronomi hingga jenjang S3 dan Observatorium Bosscha yang dikunjungi oleh ilmuwan dunia untuk penelitian.

10. Sambutan Gubernur Jawa Barat

Dr. H. Mochamad Ridwan Kamil, S.T., M.U.D. menyampaikan bahwa pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah menyiapkan mekanisme aturan dan hukum untuk memastikan kawasan Observatorium Bosscha terlindungi, terlebih lagi Observatorium Bosscha merupakan kompleks bangunan bersejarah. Diharapkan pula Observatorium Bosscha semakin maju dengan teknologinya dan dapat memberikan jawaban terhadap masa depan umat manusia.

11. Peluncuran Prangko Seabad Observatorium Bosscha

Sebagai salah satu bentuk penghargaan pemerintah pada Observatorium Bosscha yang berhasil mencapai usia satu abad, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) meluncurkan prangko seabad Observatorium Bosscha. Prangko yang dilengkapi teknologi digital AR (augmented reality) ini terdiri dari tiga gambar yang mewakili tentang masa lalu, masa kini, dan masa depan dari Observatorium Bosscha dan astronomi Indonesia (Gambar 2). Dalam peluncuran prangko, turut ditandatangani pula SHP (Sampul Hari Pertama) oleh:

  • Gubernur Jawa Barat, Dr. H. Mochamad Ridwan Kamil, S.T., M.U.D.
  • Dirjen Dikti Ristek Kemdikbud, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D.
  • Direktur Operasi Sumber Daya SDPPI Kemenkominfo, Dr. Dwi Handoko, M.Eng.
  • Rektor ITB, Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D.
  • Desainer Prangko, Triyadi Guntur Wiratmo, S.Sn., M.Sn.
 **Gambar 2.** Perangko seri Seabad Astronomi Modern Indonesia 1923-2023.
Gambar 2. Perangko seri Seabad Astronomi Modern Indonesia 1923-2023.

12. Penyerahan Kotak Paket Edukasi Gerhana Matahari

Kotak Paket Edukasi Gerhana Matahari merupakan bagian dari program Gerhana Matahari 20 April 2023 yang diprakarsai oleh UNAWE (Universe Awareness) Indonesia dan Observatorium Bosscha, serta didukung oleh Penerbit Erlangga. Sekitar 1.000 Kotak Paket Edukasi akan disebar kepada guru-guru atau penggiat komunitas pendidikan yang tersebar di berbagai penjuru Indonesia. Setiap kotak berisikan materi pendidikan, kacamata gerhana dan bahan alat peraga untuk membantu guru atau penggiat komunitas untuk membantu menyebarkan ilmu sains di balik peristiwa gerhana matahari total. Penyerahan Kotak Paket Edukasi dilakukan oleh Direktur Utama PT. Penerbit Erlangga, Raja D. M. Hutauruk dan diberikan kepada Ketua AIPI, Direktur Jenderal East Asean Observatory, Gubernur Jawa Barat, Dirjen Dikti Ristek Kemdikbud, Direktur Operasi Sumber Daya SDPPI Kemenkominfo, dan Rektor ITB (Gambar 3).

 **Gambar 3.** Penyerahan Kotak Paket Edukasi Gerhana Matahari.
Gambar 3. Penyerahan Kotak Paket Edukasi Gerhana Matahari.

13. Sambutan Astronom Belanda (University of Amsterdam)

Prof. Edward P.J. van den Heuvel merupakan astronom kenamaan dunia dari University of Amsterdam yang telah banyak membantu Observatorium Bosscha dalam kiprahnya, termasuk di antaranya menjadi pembimbing doktoral beberapa astronom dari Indonesia. Beliau menyampaikan sejarah lahirnya Observatorium Bosscha, perjuangan mempertahankannya saat melewati masa Perang Dunia II hingga perkembangannya sampai tahun 2000-an. Selain berkisah mengenai sejarah, Prof. Heuvel juga membahas hubungan Observatorium Bosscha dengan University of Amsterdam yang telah menelurkan beberapa produk ilmiah bersama.

14. Sambutan Duta Besar Jepang

Bapak Kanasugi Kenji, yang merupakan Duta Besar Jepang untuk Indonesia, menyampaikan bahwa ITB dan Jepang sudah berkolaborasi bertahun-tahun, salah satunya berupa hibah beberapa teleskop yang sepenuhnya dapat dikontrol oleh komputer. Dalam sambutannya, beliau berpesan agar Observatorium Bosscha dapat berperan terus menjadi institusi pusat astronomi yang berkarya dalam pemajuan sains dan memainkan peranan penting sebagai jembatan kolaborasi antara Jepang dan Indonesia.

15. Pameran dan Open House Rumah Teleskop

Pada akhir acara, para tamu mengunjungi berbagai area teleskop di Observatorium Bosscha dan beberapa pameran astrofotografi hingga sejarah. Area-area tersebut terdiri dari:

  • Gedung Kubah, memamerkan sejarah sejarah gedung Koepel dan teleskop Refraktor Ganda Zeiss.
  • Ruang Multimedia, memamerkan foto-foto bersejarah Observatorium Bosscha beserta seluruh aktivitasnya. Selain itu juga memamerkan instrumen-instrumen astronomi yang digunakan di Observatorium Bosscha pada zaman dahulu.
  • Gedung Surya, memamerkan hasil astrofotografi beserta instrumen di dalamnya, yakni teleskop Matahari, BRT (Bosscha Robotic Telescope), dan teleskop untuk pengamatan Sabit Bulan.
  • Gedung Bamberg, memamerkan poster kebudayaan yang berkaitan dengan astronomi atau dikenal sebagai etnoastronomi, juga memamerkan teleskop Bamberg yang menjadi penghuni bangunan ini.
  • Pameran Kotak Paket Edukasi Gerhana Matahari.
  • Pameran Prangko, yang didukung oleh PT. Pos Indonesia, memamerkan prangko-prangko bertemakan astronomi yang pernah diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia, termasuk prangko seabad Observatorium Bosscha
  • Open house teleskop, yaitu GAO-ITB RTS (Remote Telescope System), STEVia (Survey Telescope for Exoplanet and Variable star), dan teleskop GOTO.
  • Pengamatan Matahari menggunakan teleskop portabel.
  • Bengkel Teknik.

Galeri Foto Peringatan Seabad Observatorium Bosscha

Rekaman Peringatan Seabad Observatorium Bosscha
7 menit untuk membaca
Bagikan laman ini:
Ke Atas