Menu
Kunjungan
Edukasi
Astronomi Interaktif
Program Daring
Kelas Daring Astronomi
Pengamatan Virtual Langit Malam
Temu Virtual
Polusi Cahaya
FAQ
Galeri
Kalender
Penjangkauan Publik
Galeri
Penjangkauan Publik
Galeri
Galeri Astrofotografi
Gambar rangkaian fase gerhana Bulan ini dipotret oleh Muhammad Yusuf di Observatorium Bosscha pada 28 Juli 2018. Gerhana Bulan Total terjadi ketika fase bulan purnama, yaitu saat Matahari dan Bulan berada pada arah yang berlawanan di langit. Ketika gerhana ini terjadi, Bulan memasuki bayangan Bumi sehingga perlahan sinar purnamanya menjadi gelap. Alih-alih berwarna gelap layaknya benda yang terhalangi bayangan, Bulan menjadi berwarna kemerahan saat sepenuhnya masuk dalam bayangan Bumi. Hal ini terjadi karena hamburan cahaya Matahari oleh atmosfer Bumi yang dapat meneruskan cahaya merah hingga ke Bulan. Totalitas gerhana ini berlangsung selama 103 menit, menjadikannya gerhana terpanjang pada abad ke-21.
Galaksi Andromeda adalah galaksi besar tetangga terdekat kita. Dengan ukuran yang hampir sama dengan galaksi rumah kita dan juga dihiasi struktur spiral, melihat Andromeda barangkali melihat cerminan dari rumah tinggal kita sendiri, potret diri yang tidak akan pernah kita dapatkan secara utuh. Gambar berwarna Galaksi Andromeda ini diambil oleh astronom Muhammad Yusuf di Kupang pada Agustus-September 2019. Menggunakan teleskop berukuran diameter 10,6 cm, Yusuf mengambil gambar dengan bantuan kamera digital dan filter astronomi dengan total waktu bukaan cahaya selama 10 jam.
Centaurus A adalah galaksi dengan bentuk yang unik. Astronom menduga bentuk ini disebabkan oleh tabrakan dua buah galaksi yang terjadi sekitar 600 juta tahun yang lalu. Galaksi berjarak 12 juta tahun cahaya ini diabadikan dengan menggunakan Bosscha Robotic Telescope eXperiment-2 pada tanggal 10 Juni 2016 oleh Denny Mandey. Data pengamatan diolah oleh Muhammad Yusuf
Galaksi yang ditemukan tahun 1783 oleh Caroline Herschel ini baik diamati hanya dengan binokular atau teleskop kecil dan merupakan galaksi terterang ke-3 setelah Bima Sakti dan Andromeda (mag 7). Tidak hanya terang, galaksi ini berukuran cukup besar di langit dengan diameter 28’ atau seukuran bulan purnama.
Potret ini memperlihatkan Planet Jupiter bersama salah satu bulannya, Io. Io merupakan satelit ketiga terbesar yang dimiliki Jupiter. Ditemukan pada 1610 oleh Galileo Galilei, Io adalah objek geologis yang paling aktif di Tata Surya dengan lebih dari 400 gunung berapi aktif. Aktivitas geologis yang ekstrem ini adalah hasil dari pemanasan pasang surut dari gesekan yang dihasilkan di dalam interior Io saat ditarik antara Jupiter dan bulan Galilean lainnya—Europa, Ganymede, dan Callisto. Beberapa gunung berapi menghasilkan gumpalan belerang dan belerang dioksida yang naik setinggi 500 km (300 mil) di atas permukaan.
Komet SWAN kenampakannya seperti bola bercahaya dengan ekor yang berpendar panjang menjadikan komet dijuluki sebagai bintang berekor, sebuah karakteristik yang unik dibandingkan benda kecil lain seperti asteroid atau meteorit. Kemunculan komet di langit telah menangkap banyak perhatian manusia selama berabad-abad, dan tidak jarang dikaitkan dengan kejadian besar di Bumi (kejadian alam maupun sosial).
Galaksi spiral M51 dikenal juga sebagai Whirpool galaxy atau galaksi Pusaran Air. Galaksi yang berjarak 31 juta tahun cahaya dari Bumi dan berada di arah rasi Canes Venatici ini memiliki lengan yang sangat megah. Lengan spiralnya tersusun dari banyak gas dan debu yang merupakan pabrik dari pembentukan bintang-bintang. Bentuk galaksi ini diperkirakan oleh sebagian astronom karena gangguan dari galaksi NGC 5195, galaksi kecil kekuningan di ujung terluar salah satu lengan.
Apa warna Matahari? Kuning? Jingga? Merah? Matahari pada dasarnya terdiri dari semua warna dicampur bersama menghasilkan warna (tampak) putih. Pelangi adalah cahaya dari Matahari yang terurai dalam warna yang kita lihat (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu). Setiap warna memiliki panjang gelombang yang berbeda dengan Merah adalah yang terpanjang, biru yang terpendek. Mengamati Matahari dalam panjang yang berbeda akan menampilkan fitur yang berbeda. Matahari yang dicitrakan dalam sinar ultraviolet, khususnya dalam emisi kalsium K, menunjukkan lapisan, faculae, dan butiran K karena aktivitas magnetik. Filter Kalsium-K mengukur cahaya biru pada panjang gelombang 393 nanometer (nm). Sumber cahaya ini adalah kromosfer yang lebih panas (6000 K hingga 20.000 K) daripada fotosfer matahari (lapisan yang lebih rendah). Butiran (gelap) foto ini disebabkan oleh fitur matahari yang disebut supergranulasi. Sel konveksi ini lebih besar dari diameter Bumi, dan menandakan bahwa gas panas sedang diangkut secara vertikal di dalam kromosfer, seperti halnya gelembung dalam panci air mendidih. Filter hidrogen-alpha menyerap cahaya merah pada panjang gelombang 656 nanometer, juga berasal dari kromosfer matahari. Daerah yang lebih terang lagi sesuai dengan daerah dengan aktivitas bintik matahari.
Nebula Laguna atau Lagoon Nebula (M8) adalah salah satu nebula dengan keindahan yang menakjubkan di langit belahan selatan. Nebula ini paling terang (magnitudo 6) dan terbesar di rasi Sagittarius, membentang seukuran tiga kali bentangan bulan purnama saat diamati dari lokasi yang sangat gelap. Gambar ini dipotret oleh Muhammad Yusuf pada tahun 2019.
Nebula Laguna atau Lagoon Nebula (M8) adalah awan raksasa antarbintang yang berada di arah rasi Sagitarius. Awan ini diklasifikasikan sebagai nebula emisi (nebula yang terionisasi dan memancarkan beragam panjang gelombang) dan daerah H II (atom hidrogen yang terionisasi sekali). Gambar ini dipotret oleh Muhammad Yusuf pada tahun 2018.
Nebula Orion (dikenal juga sebagai Messier 42/NGC 1976) merupakan salah satu area pembentukan bintang yang bisa dilihat dengan mata telanjang jika pengamat berada di daerah yang cukup gelap. Nebula Orion berada pada jarak sekitar 1344 tahun cahaya dan memiliki ukuran sekitar 24 tahun cahaya.
Pleiades merupakan salah satu gugus bintang terbuka mudah diamati hanya dengan mata maupun dengan instrumen sekelas binokular. Berada di kawasan rasi bintang Taurus, Pleiades dikenal juga dengan penamaan "tujuh bidadari". Pleiades terletak sekitar 444 tahun cahaya dari Bumi, membentang selebar 13 tahun cahaya.
Di Indonesia, rasi ini dikenali sebagai Rasi Gubuk Penceng. Apabila bintang polaris sering digunakan untuk menentukan arah utara, untuk menentukan arah selatan kita bisa menggunakan Rasi Crux. Pada zaman dahulu, rasi ini sering dijadikan sebagai kompas bagi para nelayan saat berlayar di lautan. Gambar ini diambil oleh Muhammad Yusuf di Amfoang Tengah, NTT.
Nebula Eta Carinae merupakan sebuah daerah di lengan Carina-Sagittarius yang terdiri dari kumpulan gas gelap dan terang. Jaraknya sekitar 8500 tahun cahaya dari Bumi dengan bentangan 300 tahun cahaya. Hal ini membuat nebula Eta Carinae tampak lebih besar dari Bulan purnama di langit. Daerah tengah nebula tampak cukup terang untuk dilihat oleh mata telanjang meski terlihat sebatas berkas putih.
Gambar ini dipotret pada 27 Oktober 2012 di Observatorium Bosscha. Pada malam tersebut Bulan sedang berfase cembung, tiga hari menjelang purnama. Butiran air yang berada di atmosfer menghamburkan cahaya Bulan sehingga membentuk lingkran pelangi di sekitar Bulan. Lingkaran inilah yang disebut sebagai Halo.
Omega Centauri merupakan gugus bola terbesar di Galaksi Bima Sakti. Ukurannya di langit yang mencapai seukuran bulan purnama dan teramati oleh mata menambah daya tarik Omega Centauri sebagai objek wajib untuk diamati dari belahan Bumi selatan. Terdapat lebih banyak lagi cerita misteri yang muncul dari sistem multi bintang ini. Salah satunya yaitu indikasi bahwa gugus ini berasal dari luar galaksi kita.
M20 dikenal sebagai Trifid Nebula yang berarti "tiga lobus". Objek ini merupakan wilayah pembentukan bintang di Lengan Scutum-Centaurus Bimasakti. Gambar ini diambil oleh Muhammad Yusuf di Observatorium Bosscha dengan menggunakan teleskop PlaneWave CDK 14 dan waktu bukaan 120 detik.
Gambar ini menunjukkan pergerakan bintang-bintang mengitari titik tertentu yang disebabkan oleh rotasi bumi. Titik pusat rotasi merupakan sumbu rotasi bumi, pada gambar ini disebut "kutub langit selatan", karena kita berada di belahan langit sebelah selatan. Gambar ini dipotret oleh Muhammad Yusuf di Amfoang, NTT.
Star trail atau jejak bintang merupakan teknik merekam gerak bintang. Star trail dapat cukup dengan mudah dilakukan dengan mengijinkan kamera menangkap cahaya bintang dalam waktu paparan yang panjang agar dapat merekam perubahan posisi bintang. Garis-garis konsentris menggambarkan berubahnya posisi setiap bintang diamati di langit yang berpusat pada arah kutub utara. Astronom sering menggunakan teknik foto ini salah satunya untuk menggambarkan kualitas langit malam di suatu tempat pengamatan. Kerapnya garis-garis jejak bintang pada potret di atas dengan warna bintang yang begitu hidup teramati menggambarkan langit malam dari NTT yang masih sangat murni.
Gambar berikut merupakan potret dari Gerhana Matahari Cincin yang terjadi pada 26 Desember 2019. Tim Observatorium Bosscha mengamatinya di Tanjungpinang dengan durasi gerhana selama 3 jam 51 menit dan fase cincin 3 menit 33 detik. Gerhana jenis ini terjadi karena piringan Matahari tertutupi oleh piringan Bulan yang sesaat lebih kecil di langit. Ukuran piringan Bulan berubah-ubah karena lintsan Bulan yang elips mengelilingi Bumi sehingga terkadang berada di titik terjauhnya (mini Moon) dan terkadang berada di titik terdekatnya (super Moon) terhadap Bumi.
Gambar ini merupakan potret dari kontak pertama saat gerhana matahari cincin 2019 di Tanjungpinang. Kontak pertama merupakan salah satu rangkaian saat gerhana matahari di mana piringan Bulan untuk pertama kalinya tepat bertemu dengan piringan Matahari di langit.
Gambar ini merupakan potret gerhana matahari cincin 2019 di Tanjungpinang saat sebagian kecil piringan Matahari terhalangi oleh piringan Bulan.
Gambar ini merupakan potret gerhana matahari cincin 2019 di Tanjungpinang saat setengah piringan Matahari terhalangi oleh piringan Bulan. Matahari pada saat itu pun tampak seperti sabit bulan.
Gambar ini merupakan potret gerhana matahari cincin 2019 di Tanjungpinang saat sebagian besar piringan Matahari terhalangi oleh piringan Bulan. Matahari hanya tampak sebagai sabit tipis di langit.
Gambar ini merupakan potret gerhana matahari cincin 2019 di Tanjungpinang saat fase cincin hampir terjadi, yaitu saat kontak kedua. Kontak kedua adalah saat piringan Bulan menyentuh piringan Matahari untuk yang kedua kalinya.
Gambar ini merupakan potret gerhana matahari cincin 2019 di Tanjungpinang saat fase cincin baru saja terjadi, yaitu saat kontak ketiga. Kontak ketiga adalah saat piringan Bulan menyentuh piringan Matahari untuk yang ketiga kalinya.
Horsehead Nebula, Nebula ini dikenal juga sebagai Barnard 33, merupakan nebula gelap di konstelasi Orion, berjarak 1500 tahun cahaya dari Bumi. Gambar ini merupakan komposit dari 20 x 600s Luminance, 10 x 600s filter R, 10 x 600s filter G, dan 10 x 600s filter B dan diambil di Kupang, NTT.
Tampak evolusi gambar Jupiter diambil dari teleskop Zeiss dalam rentang 70 tahun. Tidak hanya kita melihat perkembangan instrumentasi dan teknik fotografi yang terjadi di astronomi, namun lebih jauh, ada evolusi pengetahuan dan keterampilan manusia dibalik tangkapan gambar pada setiap era.
Citra ini merupakan citra Komet Lovejoy, C/2014 Q2, yang berhasil diabadikan pada 15 Januari 2015 di Observatorium Bosscha. Komet ini sedang berada pada puncak kecerlangannya, sekitar 3,8 magnitudo, dan dapat dinikmati pada arah sekitar rasi Taurus. Citra ini menunjukkan dengan indahnya bagian koma berbentuk bola halus berwarna hijau yang semakin terang menuju inti komet. Bagian ekor komet teramati lebih redup menjulur dengan tegas, pertanda gas yang terhempas oleh angin matahari.
Gambar ini merupakan Supermoon yang terjadi pada 11 Agustus 2014 pukul 01.55 WIB. Supermoon terjadi saat bulan purnama berada lebih dekat ke bumi ketimbang biasanya. Jaraknya lebih dekat 27504 km ketimbang jarak rata-rata bumi-bulan (384400 km). Gambar ini merupakan mosaik dari 9 bingkai yang masing-masing bingkai adalah hasil tumpukan rata-rata dari 200 gambar. Pengolahan gambar dilakukan dengan Registax.
Gambar ini merupakan gabungan potret fase-fase Gerhana Bulan Total yang tampak dari Observatorium Bosscha pada 26 Mei 2021. Proses gerhana dimulai dari potret Bulan di kanan atas, kemudian bergerak ke bawah hingga ke tengah gambar. Bulan di tengah gambar merupakan potret saat fase totalitas, yaitu saat piringan Bulan di langit sepenuhnya terhalang oleh bayangan Bumi sehingga tampak memerah.
Potret Mars ini diambil pada saat Mars beroposisi atau sedang berada di posisi yang berlawanan terhadap Matahari (Bumi berada di antara Mars dan Matahari). Posisi ini menjadikan planet Mars tampak sebagai piringan penuh di langit malam. Potret diambil pada 13 Oktober 2020 dengan menggunakan Refraktor Ganda Zeiss oleh Muhammad Yusuf.
NGC 6960 atau Nebula Sapu Penyihir merupakan awan gas dan debu dari sisa supernova 10 ribu tahun yang lalu. Nebula ini sesungguhnya bagian barat dari nebula yang lebih besar, yaitu Veil Nebula (Nebula Selendang) yang berada di arah rasi Cygnus. Bintang terang di tengah gambar adalah bintang 52 Cygni yang dapat tampak dengan mata telanjang dari lokasi gelap tetapi tidak terkait dengan sisa-sisa supernova kuno.
Bimasakti adalah galaksi tempat Matahari beserta planet-planet yang mengitarinya berada, tentunya tempat bersama dengan miliaran bintang lainnya. Potret Bimasakti ini menunjukkan arah dari pusat Galaksi Bimasakti yang tampak sebagai kumpulan bintang-bintang dan kabut cahaya (dikenal sebagai cahaya zodiak) yang sulit dibedakan antara satu-sama lainnya.
Gerhana Bulan Sebagian ini terjadi pada 7 Agustus 2019 yang dimulai pada pukul 22.50 WIB dan berakhir pukul 03.50 WIB hari berikutnya. Saat itu, Bulan hanya tertutupi sebagian kecil saja oleh bayangan Bumi sehingga Bulan purnama malam itu berubah menjadi tidak utuh selama 5 jam. Potret ini merupakan fase gerhana bulan sebagian saat puncak gerhana.
Bagikan laman ini:
Ke Atas
Peringatan Cookie
Website ini menggunakan cookies untuk menjamin pengalaman terbaik dalam berselancar di website kami.
Pelajari Lebih Lanjut
Mengerti