Open House Observatorium Bosscha 2025

Sabtu, 22 November 2025

Observatorium Bosscha ITB kembali membuka pintu bagi publik melalui kegiatan Open House 2025 yang diselenggarakan pada Sabtu, 22 November 2025. Mengusung tema “Menata Cahaya, Menjaga Bumi”, kegiatan ini menjadi puncak dari rangkaian diseminasi sains yang didukung oleh Program In-Saintek dari Kemdiktisaintek. Open House tahun ini dirancang untuk memperluas jangkauan edukasi, memperkuat literasi masyarakat mengenai astronomi dan lingkungan malam, sekaligus menunjukkan pentingnya kolaborasi dalam menjaga keberlanjutan Observatorium Bosscha sebagai pusat riset dan cagar budaya.

Sekitar 400 pengunjung dari berbagai kalangan hadir dan mengikuti rangkaian kegiatan edukasi. Kegiatan ini turut dihadiri oleh Bupati Kabupaten Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail, serta perwakilan dari lembaga pemerintah pusat dan daerah, termasuk Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB, Prof. Dr. Irwan Meilano; Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Jawa Barat, Budi Kurnia; Direktur Bina Talenta Saintek Kemdiktisaintek, Adi Nuryanto, S.T., M.T.; serta Ketua Tim Peserta Didik SMA Kemendikdasmen, Asep Sukmayadi, S.I.P., M.Si.. Kehadiran para pemangku kebijakan ini diharapkan memperkuat komitmen bersama dalam upaya pelestarian langit malam Lembang.

Dukungan Pemerintah dalam Upaya Pengendalian Polusi Cahaya

Salah satu agenda utama Open House adalah sosialisasi Dokumen Rekomendasi Tata Kelola Pencahayaan di Kawasan Sekitar Observatorium Bosscha. Pertemuan ini menyoroti meningkatnya intensitas cahaya buatan di wilayah Lembang yang mulai mengganggu kualitas langit malam dan mempengaruhi kegiatan pengamatan astronomi. Selain berdampak pada penelitian, polusi cahaya juga diketahui mengacaukan ritme hidup satwa malam dan merusak keseimbangan ekosistem.

Bupati Bandung Barat menyampaikan dukungan penuh pemerintah daerah dalam menjaga lingkungan malam dan melestarikan Observatorium Bosscha sebagai cagar budaya nasional.

“Banyak yang belum tahu seperti apa polusi cahaya. Tadi sudah diskusi, jadi banyak aturan dan regulasi yang nanti kedepannya akan kita sosialisasikan, bagaimana cahaya tidak menerangi ke atas. Cahaya yang ke atas, membuat masyarakat susah melihat bintang dan lain-lain. Kita perlu kolaborasi antara akademisi, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat. Tentunya pemerintah Bandung Barat siap untuk support dalam rangka melestarikan cagar budaya.” ujarnya.

Sosialisasi ini diharapkan menjadi langkah awal penyelarasan kebijakan tata cahaya di kawasan Lembang agar langit malam dapat kembali terjaga.

Keliling Observatorium: Menjelajah Teleskop dan Melihat Bumi dari Bulan

Selama kegiatan, para pengunjung diajak berkeliling fasilitas penelitian dan rumah-rumah teleskop bersejarah, seperti Teleskop Refraktor Ganda Zeiss dan Teleskop Bamberg, dua instrumen penting yang menjadi saksi perkembangan astronomi Indonesia. Selain itu, para pengunjung juga dapat mengenal polusi cahaya melalui pameran edukatif, menikmati pameran astrofotografi.

Selain berinteraksi langsung dengan para astronom, peserta juga dapat merasakan pengalaman “Virtual Reality: Misi ke Bulan”, sebuah simulasi yang mengajak pengunjung memahami dinamika eksplorasi luar angkasa. Rangkaian pengalaman ini menghadirkan cara baru yang menyenangkan untuk belajar astronomi dan memahami pentingnya langit malam yang bersih dari polusi cahaya.

Belajar dan Bermain di Pojok Karir STEAM dan Pojok Kreatif

Open House tahun ini juga menghadirkan Pojok Karir STEAM, ruang bagi pengunjung untuk berkenalan dengan berbagai profesi yang berperan dalam dunia sains dan pengelolaan lingkungan. Hadir Ahli Geologi dari PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), Pemadam Kebakaran K3L ITB, Ahli Gizi RS Santo Borromeus, Dokter Hewan dari BIB (Balai Inseminasi Buatan) Lembang, Pengolah Susu KPSBU Lembang, Astronom ITB, serta desainer dan ilustrator dari KIBA (Kelas Ilustrasi Buku Anak) FSRD ITB yang memamerkan bagaimana seni visual mendukung komunikasi sains.

Di Pojok Kreatif, anak-anak dapat mengikuti sesi bercerita, membuat boneka, dan melakukan eksperimen ilmiah sederhana. Aktivitas ini menjadi ruang bermain sekaligus belajar yang memperkenalkan sains lewat pendekatan yang dekat dengan keseharian.

Melalui seluruh rangkaian kegiatan, Observatorium Bosscha berupaya menumbuhkan rasa ingin tahu, membangun pemahaman tentang langit malam, dan menginspirasi generasi muda untuk mengeksplorasi berbagai profesi di bidang STEAM.

3 menit untuk membaca
Bagikan laman ini:
Ke Atas