Di Bawah Bayangan Bulan yang Sama: Livestream Gerhana Bulan Total Menyatukan 22 Titik Pengamatan
Malam 8 September 2025 menjadi momen istimewa bagi dunia astronomi Indonesia. Observatorium Bosscha untuk pertama kalinya menggelar livestream pengamatan Gerhana Bulan Total yang melibatkan 22 titik pengamatan dari berbagai daerah. Walau akhirnya hanya 16 titik yang berhasil bergabung pada malam gerhana, kolaborasi ini tetap mewakili cakupan wilayah Indonesia dari timur hingga barat. Siaran langsung fenomena ini dilakukan mulai 7 September 2025 pkl. 22.00 WIB hingga 8 September 2025 pkl. 03.00 WIB.

Cuaca cerah di Lembang menghadirkan keberuntungan tersendiri. Bulan yang mula-mula bulat terang perlahan-lahan digerhanai bayangan Bumi, hingga akhirnya tersisa cahaya merah tembaga yang menawan. Ribuan penonton bergabung melalui kanal YouTube, sementara kolaborator dari berbagai kota berbagi hasil pengamatan, mulai dari Kupang, Yogyakarta, Kudus, Jakarta, hingga Lampung. Masing-masing titik membawa suasana khas daerahnya: dari antusiasme mahasiswa dan warga di Yogyakarta, keceriaan anak-anak di Jakarta, hingga tekad pengamat di Kupang meski cuaca tidak mendukung.
Sejumlah mitra pengamatan ini merupakan anggota Jaringan Observatorium dan Planetarium Indonesia (JOPI), menegaskan pentingnya sinergi antar komunitas, institusi pendidikan, dan pusat sains di tanah air.


Selain siaran utama, Observatorium Bosscha menggelar kampanye edukasi di media sosial melalui konten penjelasan, infografis, hingga tata cara mengamati gerhana. Pada hari gerhana, sesi tanya jawab interaktif di Instagram disambut meriah dengan pertanyaan dan interaksi.
Tak berhenti di tingkat nasional, Bosscha juga mengambil bagian dalam kolaborasi internasional. Melalui kemitraan dengan Observatorium Slooh yang berbasis di Amerika Serikat, perwakilan Observatorium Bosscha, Yatny Yulianty ikut hadir sebagai panelis dalam siaran global. Kehadiran ini menegaskan peran Indonesia dalam jejaring astronomi dunia, serta mengangkat pesan perdamaian melalui langit yang sama yang dapat dilihat dari berbagai belahan Bumi.

Observatorium Bosscha menyampaikan terima kasih kepada semua komunitas astronomi dan penggiat langit yang berasal dari individu maupun mewakili institusi pendidikan, mitra internasional, dan masyarakat yang telah hadir dalam kolaborasi bersejarah ini. Semoga semangat kebersamaan ini terus tumbuh, menjembatani ilmu pengetahuan, budaya, dan persaudaraan, hingga kita bertemu kembali di fenomena langit berikutnya.
Daftar kolaborator Livestream Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025
- Zulkarnain, Chornelis J.B. Anin dan Aidy Liukae dari Observatorium Azcotico dan Pelati, Kupang, NTT
- Adi, Komunitas Astronom Amatir Langit Sikka, Maumere, NTT
- Haasyir, Observatorium PAMSI, Lombok, NTB
- Syaifullah Almuhtadi, Observatorium Al Afaq, UIN Mataram, NTB
- Robin Lim, Denpasar, Bali
- Purwanto Nugroho, KEC9, Malang, Jatim
- Achmad Junaidi, Observatorium Songgolangit, Ponorogo, Jatim
- Hammam N, Planetarium Ranting Sewu, Jatim
- Novi Sopwan, Prodi Ilmu Falak UIN Sunan Ampel, Surabaya, Jatim
- Nur Sidon, Observatorium Yanbu’ul Qur‘an (Ponpes Tahfidh Yanbu’ul Qur’an), Kudus, Jatim
- Mutoha Arkanuddin, Griya Antariksa, DIY
- Yudhiakto Pramudya, PASTRON Universitas Ahmad Dahlan, DIY
- AR Sugeng Riyadi, Observatorium Assalaam, Solo, Jateng
- Hendro Setyanto, Imahnoong, Lembang, Jabar
- Judistira Aria Utama, Lab Bumi dan Antariksa UPI, Bandung, Jabar
- Adi Nugroho, Depok, Jabar
- Muh. Rayhan, Planetarium dan Observatoium Jakarta, HAAJ, Jakarta
- Ronny Syamara, Waluku Astronomy Club - SMP Fitrah Insani Jakarta
- Ismail Fahmi, Rumah Falak, Jakarta
- Aditya A. Yusuf, OAIL ITERA, Lampung
- Wijaya Sukwanto, Singapura
- Observatorium Tgk. Chiek Kuta Karang Lhoknga, Aceh