Harmoni dalam Musik, Air, dan Semesta
Sebagai sebuah fenomena alam yang spektakuler, gerhana matahari menjadi buruan para astronom profesional dan penggiat astronomi. Observatorium Bosscha melaksanakan serangkaian kegiatan sosialisasi dan diseminasi GMT 2023 kepada masyarakat Indonesia. Melalui pelatihan, penyiapan guru dan fasilitator pendidikan pun dilakukan secara masif dan terarah. Satu kegiatan pelatihan guru dan fasilitator pendidikan berhasil dilaksanakan di kota Ambon pada 7-8 November 2022 atas kerjasama antara Observatorium Bosscha, UNAWE (Universe Awareness) Indonesia, Yayasan G83 (Ganesha 83), AMO (Ambon Music Office), dan BPNB (Balai Pelestarian Nilai Budaya) Maluku.
Program pelatihan dengan tajuk “Harmoni dalam Musik, Air, dan Semesta” ini mengusung pembelajaran STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics) melalui fenomena alam seperti gerhana, air dan musik. Pelatihan diadakan di SD Negeri 85 Ambon yang dihadiri oleh 64 guru dan fasilitator pendidikan dari jenjang guru SD, SMP, hingga SMA/SMK di kota Ambon dan Pulau Kisar (Gambar 1). Pada kegiatan tersebut, hadir pula Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon beserta jajarannya.
Sebelum pelatihan dimulai, para siswa SD Negeri 85 yang sedang istirahat siang mengamati Matahari dengan monokular dan kacamata matahari yang telah disediakan (Gambar 2 dan Gambar 3). Para siswa sangat antusias dengan kegiatan ini, bahkan banyak siswa yang mencoba untuk mengamati Matahari berulang kali.
Pelatihan dibuka dengan materi pengenalan terhadap waktu, ritme, harmoni, dan keseimbangan, serta air di Bumi dan pengenalan sifatnya melalui percobaan (Gambar 4) yang disampaikan oleh Premana W. Premadi (kepala Observatorium Bosscha, sekaligus anggota Yayasan G83 dan UNAWE Indonesia) dan Rufayda Abudan (fasilitator Yayasan G83 dan UNAWE Indonesia). Kolaborasi Ronny Loppies (direktur AMO) dan Arida Wahyuni (Yayasan G83) menuntun peserta kepada materi musik dan mindfulness (berkesadaran). Cara Mariko (Yayasan G83) kemudian menyampaikan buku bertemakan Air pada hari kedua pelatihan.
Pada hari kedua, Luthfiandari (Observatorium Bosscha dan UNAWE Indonesia) dan Ajeng Tri Handini (UNAWE Indonesia) menyampaikan materi gerhana matahari sebagai fenomena cahaya dan bayangan. Melalui percobaan prinsip lubang jarum peserta diajak untuk mencoba bagaimana karakteristik bayangan terbentuk dengan mengubah jarak lubang jarum dengan sumber cahaya menggunakan lampu dan matahari (Gambar 5).
Pada akhir kegiatan, secara resmi Observatorium Bosscha dan UNAWE Indonesia menyerahkan contoh paket edukasi GMT 2023 kepada Dinas Pendidikan Kota Ambon dan SD Negeri 85 Ambon. Diserahkan pula, sumbangan buku bertemakan Air dari Yayasan G83 kepada beberapa sekolah di kota Ambon.
Pada hari terakhir pelatihan, yaitu 8 November 2022, anugerah alam menyelimuti kota Ambon dan tentunya Indonesia. Para peserta berduyun-duyun menyaksikan Gerhana Bulan Total selepas petang di Taman Pattimura Ambon. Tak hanya peserta pelatihan, pengamatan Bulan pun terbuka untuk masyarakat sekitar. Di lokasi, Observatorium Bosscha dan UNAWE Indonesia menyiapkan dua teleskop yang dapat digunakan oleh publik untuk mengamati Bulan. Sesekali teleskop diarahkan ke objek langit lain, seperti planet Jupiter.
Melalui program PVLM (Pengamatan Virtual Langit Malam) Observatorium Bosscha menyuguhkan siaran langsung pengamatan Gerhana Bulan Total dari Kota Kupang, Jakarta, Lembang, dan kota Ambon. Melalui kanal YouTube, masyarakat yang berada di Taman Pattimura ikut menyaksikan siaran melalui tampilan layar proyektor yang disediakan oleh tim BPNB (Balai Pelestarian Nilai Budaya) Maluku. Sesekali tim Observatorium Bosscha yang sedang berada di kota Ambon membagikan hasil tangkapan teleskop dan kameranya untuk menampilkan merahnya ketampakan Bulan dan kemeriahan masyarakat yang hadir di Taman Pattimura (Gambar 6).
Senyum lebar dari masyarakat menghiasi kegiatan pengamatan Gerhana Bulan Total di kota Ambon. Terlebih lagi, berbagai komunitas ukulele kota Ambon ikut memeriahkan acara dengan menunjukkan penampilan terbaik mereka. Sebagai penanda waktu-waktu tertentu, seperti dimulainya dan berakhirnya fase totalitas gerhana, masyarakat diajak untuk hening sejenak dan mendengarkan tiupan Tahuri (terompet kerang khas Maluku) dan tabuhan tifa. Rasa haru dan bahagia menyelimuti seluruh rangkaian acara. Rasa terima kasih tak terkira kepada seluruh panitia dan institusi terkait yang telah mendukung rangkaian kegiatan ini sehingga dapat diterima oleh guru, fasilitator pendidikan, dan masyarakat dengan baik.