Rangkaian Pengamatan Hilal Ramadhan dan Syawal 1443H
Menjelang Ramadhan dan Syawal 1443 H/2022 M, Observatorium Bosscha melakukan pengamatan bulan sabit muda sebagai penanda bergantinya bulan Hijriyah atau yang sering dikenal sebagai hilal. Pengamatan bulan sabit muda ini tidak hanya diamati pada bulan tertentu saja, melainkan pada hampir setiap bulan. Pengamatan ditujukan untuk meneliti ambang batas visibilitas sabit bulan yang dapat dideteksi instrumen pengamatan. Selain itu, pengamatan pun ditujukan untuk mengambil data metode rukyatul hilal, terutama sebagai masukan pemerintah terkait dalam penentuan dimulainya bulan Ramadhan dan Syawal.
Pengamatan hilal Ramadhan dan Syawal kali ini berlokasi di gedung Kubah yang kerap disebut sebagai Koepel. Tim riset hilal Observatorium Bosscha sudah bersiap di gedung Kubah sejak beberapa hari menjelang pengamatan hilal. Tim yang terdiri dari seorang staf ahli Observatorium Bosscha, Muhammad Yusuf, dan 7 asisten mahasiswa serta alumni astronomi (Dhimaz Gilang Ramadhan, Sahlan Ramadhan, Muhammad Dimas Firdaus, Mohammad Hafieduddin, Namia Aulia Nurdin, Khazanah Fadhilah Nurrahmah, dan Akniz Salma) bertugas secara bergiliran, baik siang maupun malam.
Dengan penantian yang besar dari masyarakat muslim Indonesia, Observatorium Bosscha melaksanakan pengamatan hilal Ramadhan dan Syawal 1443 H/2022 M yang diiringi oleh berbagai rangkaian kegiatan untuk publik di YouTube maupun Instagram.
Pengamatan Hilal Ramadhan 1443 H/2022 M
Pengamatan Hilal Ramadhan 1443 dilakukan selama lima hari sejak dari tanggal 29 Maret s.d. 2 April 2022 yang terdiri atas kegiatan penelitian dan penjangkauan publik (public outreach).
Persiapan dimulai pada tanggal 29 Maret 2022 malam hari yang berupa proses polar alignment yang bertujuan untuk menyelaraskan gerak teleskop dengan gerakan objek langit dan pembuatan pointing model yang bertujuan untuk memperoleh akurasi tinggi ketika teleskop diarahkan ke suatu objek. Ketika dua proses ini telah selesai dilakukan, teleskop diarahkan ke Bulan sabit pada saat terbitnya dan dapat mengikuti gerakan Bulan sepanjang hari selama masih terlihat di atas horizon. Selama itu pula, citra Bulan dipotret beberapa kali yang akan dijadikan sebagai data pengamatan. Metode pengamatan seperti ini dilakukan setiap harinya hingga menjelang konjungsi/ijtima’ pada tanggal 1 April 2022.
Namun, akibat kondisi cuaca, citra Bulan yang berhasil diperoleh hanya ketika fase Bulan sabit tua saja. Bulan sabit muda (hilal) pada tanggal 1 April 2022 tidak dapat dipotret, karena langit tertutup awan ketika Matahari terbenam. Begitu juga keesokan harinya, pada tanggal 2 April 2022 sore, cuaca juga mendung sehingga hilal tidak terlihat di Observatorium Bosscha.
Menjelang pengamatan hilal Ramadhan ini, dilaksanakan beberapa rangkaian kegiatan untuk publik dan para awak media. Pada 31 Maret 2022 pukul 14.00 WIB, telah dilaksanakan konferensi pers secara daring melalui media zoom meeting. Keesokan harinya, 1 April 2022 pukul 17.00 WIB, dilaksanakan program tanya-jawab terkait pengamatan bulan sabit Ramadhan melalui media Instagram Live Observatorium Bosscha. Lalu pada 2 April 2022 dilaksanakan live streaming pengamatan hilal melalui kanal Youtube Observatorium Bosscha.
Pengamatan Hilal Syawal 1443 H/2022 M
Pada pengamatan hilal Syawal 1443 H, kegiatan difokuskan pada penelitian saja sehingga tidak ada kegiatan yang dapat diikuti oleh publik. Tim riset hilal Observatorium Bosscha melaksanakan persiapan pengamatan hilal Syawal sejak tanggal 29 April 2022, yakni dua hari lebih awal sebelum konjungsi/ijtima’ yang terjadi pada dini hari 1 Mei 2022.
Seperti yang dilakukan pada pengamatan Ramadhan, persiapan pengamatan terdiri dari pengaturan teleskop, monitor, program, hingga kubah sebagai satu kesatuan instrumen pengamatan. Sebelum mengarahkan moncong teleskop ke Bulan pada malam hari 29 Mei, tim membuat pointing model berdasarkan letak-letak bintang terang di langit ketika cerah. Model ini dibutuhkan agar teleskop dapat terus mengikuti gerak Bulan dengan akurasi tinggi. Setelah pointing model diperoleh, teleskop terus mengikuti gerak Bulan di langit sejak terbit pada 30 Mei. Sayangnya cuaca tidak cukup mendukung, Bulan selalu ditutupi awan dan bahkan terkadang hujan sampai terbenamnya Matahari. Hanya citra Bulan sabit tua Ramadhan yang berhasil diabadikan setelah tengah hari, tanggal 29 Mei.