Aspek Sains Dalam Gerhana
Gerhana Matahari telah disaksikan oleh nenek moyang manusia sejak zaman dahulu. Meski banyak mitos yang menyelimuti keberadaannya, ternyata pada awal abad ke-20 manusia telah mengamati GMT (Gerhana Matahari Total) untuk membantu konfirmasi teori relativitas dengan mengukur pembelokan cahaya bintang yang terjadi akibat gravitasi Matahari. Bahkan lebih dari tiga abad yang lalu, GMT dimanfaatkan untuk mempelajari komposisi dan aktivitas Matahari. Dengan terhalangnya Matahari oleh Bulan, ini adalah waktu yang tepat untuk mempelajari atmosfer Matahari tanpa menyentuhnya.
Tak dapat dipungkiri, Matahari merupakan objek langit yang energinya banyak berpengaruh bagi kehidupan di Bumi. Dengan begitu, manusia dituntut untuk memahami bagaimana energi matahari bekerja dan bervariasi sepanjang waktu. Tak hanya itu, energi matahari yang memengaruhi lingkungan Bumi sehingga berdampak terhadap teknologi perlu dipelajari, dikenal sebagai cuaca antariksa. Dengan memahami Matahari lebih dalam, manusia dapat mempelajari pembangkit energi fusi yang dapat dimanfaatkan untuk sumber daya energi dan dapat membantu dalam mempelajari bintang-bintang lainnya. Dengan banyaknya kebutuhan mempelajari Matahari, berbagai satelit kemudian diluncurkan untuk mempelajari Matahari lebih mendalam, seperti SOHO (Solar and Heliospheric Observatory), SDO (Solar Dynamics Observatory), Hinode (Matahari Terbit), dan Parker Solar Probe.
Satelit telah banyak membantu manusia dalam mengenal Matahari lebih jauh. Namun, apakah satelit dapat menggantikan pengamatan Matahari di permukaan Bumi, terutama saat GMT?
Pengamatan oleh satelit memungkinkan manusia untuk mengamati Matahari sepanjang waktu dan terbebas dari atmosfer yang memblokir informasi. Terlebih, pengamatan korona atau lapisan atmosfer matahari pun dapat dibantu oleh koronagraf di satelit, yaitu instrumen untuk menghalangi piringan matahari (mencakup hingga sebagian besar fotosfer) sehingga atmosfer matahari dapat diamati lebih jelas. Meski banyak keuntungan yang didapatkan dengan pengamatan berbasis satelit, pengamatan Matahari saat GMT masih menjadi pilihan karena beberapa keuntungan berikut:
-
Korona bagian dalam sulit untuk diamati oleh satelit karena perlu membatasi hamburan sinar matahari sehingga pengamatan bagian ini dapat dilakukan saat GMT.
-
Saat Bulan melewati piringan matahari, peneliti dapat memastikan posisi dari emisi beragam panjang gelombang atau informasi Matahari yang berkaitan dengan penyusun area tersebut. Peneliti dapat pula mengidentifikasi kuat medan magnet matahari pada daerah-daerah tertentu.
-
Identifikasi tepian jalur totalitas oleh beberapa pengamat dapat dimanfaatkan untuk menghitung ukuran yang tepat dari Matahari. Perubahan ukurannya dapat dibandingkan dengan pengamatan terdahulu sehingga diketahui perubahan ukuran Matahari.
-
Pengamatan GMT di permukaan bumi jauh lebih murah dibandingkan pengamatan dengan satelit dan persiapannya dapat dilakukan dengan cepat dan dipantau oleh manusia secara terus-menerus.